Siasat Pembuatan Pilot Animasi Independent bersama Rivonot dari Beyond The Light

Selasa, 24 Juni 2025, 3:22 - 4 Menit, 34 Detik Membaca

Siasat Pembuatan Pilot Animasi Independent bersama Rivonot dari Beyond The Light

KUTUBUKUKARTUN-Semakin maraknya animasi Independent di Youtube di seluruh Mancanegara. Indonesia tidak boleh melewatkan trend ini dengan proyek animasi pilot independent yang dikerjakan dengan cara Wirausaha. Dalam seri wawancara kedua di acara The Artoon Network The Cartoon Art Show ini, kami mewawancarai salah satu artis sekaligus animator juga yang memiliki potensi menarik untuk menjual fitur animasi independent pertamanya:

Bisa saya jelaskan nama anda siapa?

Perkenalkan nama saya river dan saya biasa di namanya kalau di internet tuh rivonot. saat ini lagi punya IP nih judulnya beyond the light. Ceritanya tentang seorang aktor Hollywood yang tiba-tiba hilang di sebuah Kota bernama la luz. Dan sekumpulan orang harus mencari dia tapi harus sambil menghadapi musuh-musuh yang ya bisa dibilang jahat banget lah. nah saat ini nih Aku lagi menyutradarai beyond the light ini udah dari april 2024 dan semoga pilotnya bakal rilis tahun ini

Kenapa tokoh utamanya orang berdarah Korea? Apakah karena anda terinspirasi dari drama Korea, atau hanya ingin mengambil tema yang belum pernah dibawakan animasi indie manapun seperti penggunaan style ala manhwa Korea, misalnya? Bisa jelaskan juga bagaimana proses pengembangan latar belakang dan semacamnya?

Betul, dulu aku suka banget sama Korea, terutama K-pop. Makanya karakter utamaku mengambil perspektif dari seorang anak film yang namanya Park Hyun-Jae. Dia berasal dari Korea Selatan, lalu tinggal bersama ayahnya di La Luz untuk mengembangkan skill perfilmannya.

Di Beyond The Light ini, karakter-karakternya memang ‘diversity’ banget, karena dulu aku suka belajar tentang geografi juga tentang negara-negara di dunia. Jadi aku banyak belajar tentang negara lain. Contohnya kayak karakter Jake, mungkin ini bisa dibilang cukup langka karena dia karakter dari Pakistan-Amerika, dan untungnya aku senang banget karena banyak yang merasa direpresentasikan oleh karakter-karakterku.

Anda pernah menyebut kalau karakter anda ini terinspirasi dari Steven Universe, She-Ra, The Owl House, dan seri kartun bertema queer atau LGBTQ+ lainnya. Bisa dibilang, anda pasti cukup berani untuk menampilkan animasi ini dengan target audiens luar negeri.

Tapi bagaimana dengan penonton Indonesia, yang padahal punya potensi yang cukup besar untuk animasi? Bagaimana anda mengakalinya dalam memasarkan ke target audiens yang ini?

Target audiens utama Beyond The Light ini memang untuk yang dari luar negeri. Namun beberapa kru dan pengisi suara juga ada yang berasal dari Indonesia, dan banyak juga komunitas kita yang berasal dari Indonesia.

Walaupun bertemakan queer yang mungkin agak sedikit sensitif kalau dibahas Indonesia, series ini lebih fokus menampakkan keberagaman (diversity). Jadi fokus utama kita adalah menjelaskan karakter-karakter dengan identitas yang berbeda-beda.

Bahkan sampai cerita yang kami buat ini cukup kompleks, sehingga terbilang agak berat untuk seumuran anak-anak. Maka dari itu rating usia untuk Beyond The Light ini adalah 16 tahun ke atas, dan rata-rata orang dewasa yang mungkin tertarik pada serial-serial seperti Arcane, Blue Eyes Samurai, dan sebagainya.

Sebagai orang yang telah membangun project ini dengan budget yang terbatas serta tim yang dibangun dari acara konvensi, bisa ceritakan bagaimana sepak terjang kalian dalam proses pengembangan project ini, seperti konflik antar anggota tim, kendala teknis, dan lain sebagainya?

Memang banyak tantangan untuk menjalankan project yang cukup besar. Walaupun masih tergolong animasi indie, tim kami anggotanya lumayan banyak. Selain itu ada juga tantangan seperti saya pribadi yang sering merasa burnout. Mungkin burnout-nya karena keseringan membuat animasi, atau bahkan meeting yang banyak banget.

Intinya, saking aku burnout sampai kepikiran gak mau melanjutkan pilot lagi. Tapi dengan dukungan dari tim, serta selalu mendiskusikan segala masalah yang ada, kami pun bisa melewati banyak tantangan itu. Seperti saat sebelumnya ketika ada beberapa tim yang kami rasa harus dikeluarkan. Hal itu pun harus kami bahas bersama-sama, dan yang penting kompromi aja, sih.

Apakah anda punya rencana strategis yang ingin dibawakan dalam cerita Beyond The Light ini, entah itu musik, komedi, atau apapun yang menjual sehingga audiens makin banyak dan betah nonton?

Aku sih lebih memfokuskan pada storytelling. Menurutku storytelling ini adalah yang paling penting di Beyond The Light. Karena memang ceritanya cukup kompleks, dan bahkan setiap karakternya punya masalah masing-masing. 

Yang pasti, walaupun animasi dan art itu juga penting, namun karakterisasi dan storytelling itu juga sebuah aspek yang memang nggak bisa dilupakan kalau kita bikin sebuah proyek animasi atau film. Kebanyakan animator indie melupakan aspek itu sehingga storytelling-nya kadang terasa agak kurang. Nah, itulah yang coba aku dalami untuk animasiku.

Seri ini bakal diisi suara dalam bahasa Inggris, tapi apakah ada rencana untuk merilis versi bahasa Indonesia? 

Lalu bagaimana proses casting dan cara anda mendapatkan pengisi suara berbahasa inggris yang padahal sebelumnya belum anda kenal, dan bahkan mereka pun belum kenal karya ini? 

Pertama, sebelum kita mencari pengisi suara, yang paling penting adalah membangun branding serius kita. Karena dengan adanya branding di media sosial itu penting banget untuk serial animasi independen. Kita bisa sharing tentang karakternya, storyboard-nya, atau bahkan animasinya.

Lalu prosesku melakukan casting itu diawali dengan cara membuka audisi di Twitter, lalu setelah itu pesertanya mengirim rekaman suaranya lewat email. Dan alhamdulillah, kemarin banyak banget yang minat sampai ratusan peserta, bahkan itu pun untuk satu karakter doang.

Sebagai penutup, bagaimana kalian bisa mendapatkan dukungan untuk project ini, seperti dukungan dana atau engagement dari komunitas? Apakah anda akan merilis BTL di situs platform monetisasi konten yang bisa diakses audiens luar negeri dan juga Indonesia?

Untuk cara dukungnya orang Indonesia, kami akan buka toko untuk karya digital khusus BTL seperti artbook dan komik spin off. Semua itu akan tersedia di platform Trakteer

Kalau untuk yang luar negeri, mereka bisa menggunakan Patreon. Di sana nanti akan ada konten eksklusif khusus untuk member.

Saat ini, animasi tersebut masih dalam tahap pasca produksi, untuk informasi lebih lanjut soal seri ini. follow sosial media Rivonot seperti di Instagram dan Twitter begitu juga dengan Film Beyond The Light Series.

Martini Tini

Martini Tini

Hanya orang yang masih betah sama yang dia buat dan suka

Artikel Terkait