Hari ini kita akan menyorot dua film animasi sekaligus sebelum akan ada pendatang baru lagi yaitu Pixar Luca, Ini menarik karena dua film animasi ini berasal dari dua raksasa studio animasi besar seperti Sony Pictures animation dan Dreamworks animation studio.
Ketika kita mendengarkan aladdin, kita pasti langsung siapa yang akan jadi aladdin nya, jin nya, jasmine nya atau Sultan nya hingga jaffar nya sendiri. Karena sebuah konsep yang semua orang sudah tahu kisahnya, bisa menebak seperti apa alur ceritanya hingga menjadikan sebuah tema sendiri mirip dengan sebuah konsep FTV modern.
Film animasi ini awalnya di produseri oleh Jackie Chan sendiri karena membuat dia menarik bagaimana ada sebuah cerita alladin versi Tionghoa ketimbang mulan sudah banyak sekali versinya. Film ini akhirnya menjadi katalog netflix sehingga sony pun bingung gimana membawakan film animasi baru nya ke bioskop akibat pandemi.
Film ini tentang seorang Anak bernama Din Song (Koosa Syah Gilba) tinggal bersama ibunya di pedesaan dan tidak sengaja berteman baik bernama Lina Wang (Nisa Shakeela Rajwa) mereka berteman hingga menciptakan layangan panjang bersama, 10 tahun kemudian karena terpaksa dirinya harus meninggalkan desa demi kehidupan perkotaan shanghai yang mewah, Din (Dimas Setiaji) yang sudah bekerja paruh waktu masih mengalami hidup yang terus berkecukupan ketika dia mengantarkan sebuah kiriman di rumah yang terbengkalai pada kakek gila (Muhammad Nur) yang di imbali sebuah tea pot yang bisa memunculkan naga (Triyuh Hendra) yang mengabulkan permohonan. Tentu Seperti halnya cerita alladin tanpa mengabulkan cinta dan menghidupkan orang mati bagaiamana agar din bisa bersama dengan lina kembali ketika tiga orang misterius juga mengincar teko ajaib?
Walaupun Aladin Dengan Sentuhan Asia, tetapi tentu saja bukanlah menjadi adaptasi Aladdin yang terbaik karena film animasi ini masih kurangnya sempurna. Misalnya kenapa harus tiga permohonan ketika banyak sekali ide ketimbang 3 permohonan sehingga rasa ciri khas versi tema negara sendiri masih kurang originalitas sehingga permohonan terakhir tentu semua penonton tahu bagaimana mereka bisa bersatu lagi.
Untuk Art nya mungkin sebuah peningkatan khusus untuk sebuah film animasi dengan sentuhan drama yang intens pertama buatan sony, misalnya visual yang menggunakan warna yang kontras dan realistis sehingga efek visual yang di tampilkan bukan hanya sekedar dari film sebelumnya. salah satu yang membuat kita tertawa adalah adegan comedy gag dalam animasi ini yang mengingatkan kita pada franchise Hotel Transyvalnia atau karakter din yang di buat tidak tahu apa apa sehingga dia secara refleks dan gambang bagaikan ibarat jika ini ada versi live actionnya mungkin din adalah penggambaran yang cocok dengan Jackie Chan.
Salah satu yang unik dari wish dragon ini adalah perbedaan kultur lucu yang jelas, ketika Din ingin menjadi pangeran atau bagaikan sultan yang menghadiri ulang tahun lina, maka long memberikan dia permohonan menjadi pangeran “jadul” sehingga long yang sudah lama hidup ribuan tahun tidak tahu seperti apakah kehidupan kaya di era modern hingga Penggambaran ayahnya jasmine/Lina yang ternyata kekayaannya mulai turun akibat kebangkrutan dan membutuhkan wish dragon yang dia dengar legenda nya yang ternyata telah di ambil oleh kaki tangan premannya sendiri sebagai jafar. Dan terakhir yang menjadi acuan jempol dari film animasi ini adalah drama nya yang lucu adalah ketika Din pulang dan di marahi oleh ibunya, kita menonton versi indonesia yang membuat kita bagaikan kayak menonton ketika nobita pulang di marahi ibunya lagi akibat sering ke warung internet, Dubber Ika Swastika menurut ku sangat bagus memerankan ibu seperti itu.
Walaupun tidak se hits The Mitchells vs Machine Film ini cocok untuk di tonton di musim panas jika anda gak bisa ke bioskop karena film animasi ini menjadi posisi top nomor 4 trending di netflix, Semoga Film animasi Vivo akan menjadi film yang lebih hits dari ini yang di kabarkan menjadi film animasi musikal pertama sony. Bagi kami Sony masih kurang sempurna untuk mengangkat tema drama remaja “yang lebih serius” walaupun ini film animasi keluarga, tentu harus ada adegan komedinya ketimbang film anime selalu menampilkan dewasa yang serius terus.
Film animasi ini juga mendapatkan sulih suara dalam bahasa indonesia seperti:
Dan jika anda ingin memberanikan Menonton film animasi di Bioskop Sekarang, Spirit Untamed adalah sebuah film animasi yang cocok di tonton untuk keluarga saat liburan ke mall.
Ketika saya membahas Spirit Franchise, saya tidak tahu seperti apa sih ceritanya dan tema nya tentang apa. Franchise ini sendiri di mulai ketika DreamWorks merilis film animasi berjudul “Spirit: Stallion of the Cimarron”. sebuah film animasi pada masanya mereka masih membuat film animasi 2 dimensi di gambar dengan tangan sebelum eksis di 3D akibat Sherk. Ceritanya seekor kuda jantan yang diambil dari rumahnya sama Angkatan Darat Amerika hingga melewati banyak rintangan mencoba untuk bersatu kembali dengan kawanannya di hutan pesisir Barat.
Berbeda dengan Prince Egypt dan Sinbad, Ceritanya sendiri sangat lebih menegangkan dan serius mirip dengan Film animasi Balto. Dan untuk menghidupkan sudut pandang Spirit, Dreamworks mulai membuat spin off yang menceritakan seorang anak dengan dua temannya yang ahli menunggang kuda bahwa dia menemukan sebuah kuda yang cocok dengannya akibat melihat kawanan kuda yang melewati lajunya kereta dia sekarang.
Dan kenapa harus anak anak, tentu karena ketika saya menonton film animasi ini di bioskop ternyata lebih banyak penontonnya adalah keluarga yang membawa anaknya hingga anaknya sangat girang dengan Franchise ini tersebut dan menyerukan kata spirit. (padahal mereka tidak tahu seperti apa hidup spirit yang sebenarnya dengan perjuangnya di film yang pertama) bisa jadi mungkin akibat efek antara dia langganan tv kabel Dreamworks USEETV dan menonton semua seri nya atau berlangganan netflix tentu saja untuk menonton tentang tiga anak anak yang namaya di singkat menjadi PAL hingga masuk akademi penunggang kuda. *ini mengingatkan saya ketika menonton My little pony the movie di bioskop dan saya merasa menonton di panggung bioskop yang salah ketimbang mengajak banyak brony indonesia*
Di awali ketika Lucky Prescott (Isabela Merced) menonton atraksi kuda yang menontonkan ibunya (Eiza González) beratraksi yang di pandu dengan ayahnya (Jake Gyllenhaal) yang semua mendadak sejak sebuah insiden menghantam ibunya. lucky akhirnya pindah ke kota barat Miradero karena membuat kakeknya (Andre Braugher) yang sekarang menjadi walikota mengacaukan pidato kampanyenya bersama ayahnya Jim. Dia akhirnya menemukan kuda yang dia sukai saat terpesona melihatnya di kereta dan di tangkap untuk di jinakan oleh beberapa bandit yang di pimpin oleh Hendrick (Walton Goggins) . dengan bantuan Pru (Marsai Martin) dan Abigail (Mckenna Grace) mereka bersama sama mengajarkan bagaimana Lucky memikat kuda yang sulit di jinakan oleh orang dewasa dan melakukan petualangan untuk menyelamatkan kawanan spirit yang di tangkap mereka untuk di masukan ke kereta dan di jual sampai ke tujuan terakhirnya di pelabuhan.
Untuk artnya sendiri film animasi ini masih kurang dibandingkan Wish Dragon, contohnya hanya menampilkan nuansa artistik di painting sebagai background ketimbang animasi 2.5 D sebagai karakternya. dan menonton film animasi ini tidak perlu ekspetasi yang sangat tinggi seperti Kung Fu Panda karena ceritanya hanya bisa di tonton untuk keluarga yang lebih ngerti kepada anaknya karena sedikit menunjukan kejutan yang sudah di atur dan momen yang memiliki porsi yang pas. FIlm animasi ini mungkin mirip dengan How to train your dragon tapi tidak memiliki originalitas yang khas karena film ini bisa jadi film terakhir dari seri ini.
Misalnya siapa yang tidak percaya bahwa hanya beberapa hari kuda liar bisa di jinakkan oleh seorang anak yang tidak tahu caranya berkuda hingga bagaimana secara ajaib mereka bisa melewati tantangan seperti Jurang penyesalan yang tidak benar benar menunjukan bahwa gadis itu merasa takut hanya dengan menyenandukan dan mengikuti irama lucky. Drama yang di bangun dalam film ini terlalu bisa di tebak seperti Bibi Cora dan Jim adalah orang tua yang terlalu overprotective yang membuat diri mereka tidak menyadari apa yang di lakukan anaknya setelah ayahnya memberikan peringatan jangan bersama kuda lagi. Salah satu fakta nyata adalah pada setting jaman di franchise spirit ini adalah abad 18 bahkan di era itu wanita tidak di perbolehkan menjadi seperti laki laki yaitu menjadi Koboi, memakai jeans hingga memegang tali lasso untuk fakta menarik ini cobalah menonton film animasi prancis calamity a childhood of martha jane cannary.
Secara keseluruhan, Dreamworks salah untuk mengambil franchise lamanya dengan membangkitkan nya lagi di era sekarang seperti Si mantan kuda perang Spirit ini dan menempatkannya di Bioskop untuk penonton yang sangat muda yaitu anak anak. Menurutku lebih cocoknya seperti Croods 2 dan Boss Baby 2 karena dua film itu memiliki sequel yang sangat di nantikan untuk di tonton di bioskop ketimbang ini, Saat tayang di bioskop film ini akan juga menuju Home tv dan segera memiliki audio bahasa indonesianya.
Dan sebagai akhir manakah yang lebih cocok apakah Wish Dragon Atau Spirit Untamed?. Menurutku masih banyak yang kekurangan seperti Spirit yang salah menempatkan bioskop sebagai menarik keuntungan dengan lebih banyak orang dewasa yang berani ke bioskop untuk menonton film ketimbang keluarga atau Wish dragon yang masih secara alur masih bisa di tebak.
#Agathon Hafi #Biantoro #Cyinthia Ayu Meilani #Dimas Setiaji #Dreamworks #Dreamworks animation #Ery Putra Pradana #hanimah #Hardianto #Ika Swastika #Irfan Setiawan #Johanes Marsky #Koosa Syah Gilba #Lis Kurniasih #Muhammad Nur #Netflix #Nisa Shakeela Rajwa #Sony animation #Spirit Untamed #Triyuh hendra #Wahyu Gita Murti #Wish Dragon