Review Film The Peasants (2023): Konsekuensi Petani Perempuan Menjadi Kembang Desa

Jumat, 26 Juli 2024, 8:23 - 2 Menit, 21 Detik Membaca

Review Film The Peasants (2023): Konsekuensi Petani Perempuan Menjadi Kembang Desa

KUTUBUKUKARTUN-Ini mungkin menjadi pertama kalinya saya melihat film karya sutradara Loving Vincent. Iya, sebelumnya saya tidak menonton Loving Vincent yang Film animasi yang sepenuhnya digambar dengan lukisanyang kali ini saya review secara spontan. Meski demikian, film ini sebenarnya sudah menarik perhatian saya. Tepatnya pada saat trailer film ini muncul, dan dikabarkan tayang di Europe On Screen 2024. Dikarenakan film ini mendapatkan Oscar Selection 2024 sebagai Film berbahasa asing untuk kontingen Polandia dengan Box Office 1 Juta Penonton di negara asalnya, saya menyempatkan waktu untuk menyaksikan karya dari Dorota dan Hugh Welchman yang satu ini.

Seorang Petani Wanita bernama Jagna Paczesiówna memutuskan untuk memilih pilihan sendiri dari yang sebelumnya menjadi petani wanita, harus menempuh jalannya sendiri dari perseleisihan yang memperebutkan dia di sebuah desa. Bersetting di Polandia para akhir abad ke-19, Jagna harus dihadapkan banyaknya Konsekuensi mulai dari antara kaya dan miskin, kepatuhan pada tradisi dan patriarki sampai gosip yang menjatuhkannya.

Saat berada di Desa Lipce, Jagna bertemu dengan Antek Boryna (diperankan oleh Robert Gulaczyk) yang merupakan putra Maciej Boryna (Mirosław Baka), petani terkaya di desa tersebut. Walaupun Antek sebenarnya Duda sudah menikah dengan Istrinya, Hanka (diperankan oleh Sonia Mietielica) harus menerima kesepakatan demi meminangnya dengan tanah 6 hektar bak kembang desa tersebut lewat ibunya Jagna Dominikowa (diperankan oleh Ewa Kasprzyk) Karena mendapatkan pertentangan oleh anaknya, sebenarnya Jagna sendiri menyukai dan mencintai Maciej.

Perjalanan Jagna tidaklah mudah. Selama setahun melewati 4 musim insiden dan peristiwa penuh emosional harus dilaluinya. Rasa mencintai hingga kehilangan keluarga mewarnai film penuh drama dan sosial ini. Akankah Jagna berhasil memenuhi keinginannya?

Apa yang Sebenarnya Terjadi dalam Masyarakat Polandia di Abad 19?

Dalam film ini, saya masih bertanya-tanya, apa yang menyebabkan kisah drama bak bagaikan Siti Nurbaya dapat terjadi di Polandia. Negara dengan peningkatan sub kultural petani tertinggi di Eropa Tengah. Secara samar, para petani memiliki kemampuan intelektual rendah sebagai kaum kelas bawah yang tergabung semangat pertumbuhan. menyampaikan bahwa terdapat kontribusi yang terkesan menjadi ajang kebudayaan saudara yang isitlah ini disebut sebagai Chłopomania.

Diadaptasi dari Novel berjudul sama karya Władysław Reymont, Hal ini menyiratkan bahwa terdapat sejumlah langkah yang salah diambil, baik gerakan kaum tani, oleh warga dan menyebabkan friksi dan konsekuensi dalam tiap desa.

Jelas, ini merupakan plothole yang cukup besar bagi penonton. Apa? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa perlindungan hak sosial itu bisa terjadi? Meski demikian, plothole yang ada pada film The Peasants dapat ditutupi oleh bentuk latar kejadian-nya yang menarik, sehingga mendorong para penontonnya untuk dapat lebih merenungkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di dalam negeri, dibandingkan untuk mendebatkan kekurangan yang ada pada film ini.

Pasalnya, meski menyampaikan informasi seputar tuan tanah yang dapat disimpulkan ‘kuasa’, tidak ada informasi satupun terkait afiliasi hak sosial. Tidak ada hal yang jelas. Dengan demikian, beragam penonton dapat memikirkan dua kali kemungkinan-kemungkinan ini yang dapat diaplikasikan di dunia nyata, dengan langkah kecil seperti si kaya yang benar-benar layak dan tidak tamak melawan petani bawahan misalnya. (Halaman selanjutnya bersifat spoiler lho!)

  • Daftar Halaman

  • 1 2
Martini Tini

Martini Tini

Hanya orang yang masih betah sama yang dia buat dan suka

Artikel Terkait