Review Dota: Dragon’s Blood: Berserk + Devilman versi Studio Mir

Sabtu, 27 Maret 2021, 14:39 - 2 Menit, 23 Detik Membaca

Review Dota: Dragon’s Blood: Berserk + Devilman versi Studio Mir

Banyak sekali anime jepang yang mengangkat tema abad pertengahan dengan gaya yang edgy begitu juga dengan latar gamenya. Ketika kita melihat Castlevania itu seperti bagaikan adapatasi anime amerika dari adaptasi video game yang di kemas dengan epic, begitu juga dengan Dota: Dragon’s Blood yang menjadikannya bahan sumber yang sempurna untuk adaptasi.

Drangon’s Blood di produksi bersama antara Netflix dan Valve sebagai original anime nya. Dianimasikan oleh Studio Wir, studio yang mengerjakan The Legend of Korra,Voltron dan Kipo age of the wonderbeast dan dibuat oleh penulis skenario X-Men: First Class Ashley Miller,Dota awalnya adalah mod populer untuk game Warcraft III: Reign of Chaos, meskipun popularitas tersebut menginspirasi Valve untuk mendapatkan hak atas seri tersebut dan membuat game yang menjadi Dota 2. Dota ini sendiri mirip seperti Adaptasi film Warcraft cuman dengan pendekatan yang panjang. Versi anime ini mengambil pendekatan yang jauh kompleks dan standalone untuk cerita sendiri.


Yang di bantu dengan Bryan Konietzko dari Avatar: The Last Airbender, Cerita mengungkapkan lebih banyak alur cerita utama dan alur cerita flashback sebagai sampingan, ini sudah menjadi ciri khas mirip seperti penulis aaron ehasz di The dragon prince. Tentang Davion, seorang Dragon Knight terkenal yang disuarakan oleh Seorang fandubber terkenal indonesia, Johanes Marsky Titarsole yang terkenal dengan samurai reject nya. Davion adalah ksatria naga yang hanya ingin membunuh naga. Suatu hari, keduanya menemukan bahwa seekor naga dewasa, bernama Eldwyrm, sedang tidur di dekat markas desa mereka. Dengan enggan, Davion dipaksa bertempur tidak dengan naga, tetapi juga entitas iblis yang disebut Terrorblade. Pertempuran itu membuat kehidupan dan masa depan nya menjadi hancur.

Dengan berjumlah 8 episode Sedikitnya, banyak hal yang tercakup dalam episode-episode singkat. Seperti pembentukkan karakter dan plot yang di jelaskan dengan baik ,membuat penonton bakal ingin tahu kembali apa yang terjadi selanjutnya. Ketika masuk pertengahan episode banyak cameo yang masuk untuk mengisi alur cerita menjadi menarik. Seperti Putri Mirana yang dijauhi dari kerajaannya, hingga penggambaran Invoker yang ingin balas dendam, Sampai Slyrak the Eldwurm sang ksatria naga legendaris., Hingga Fymryn yang menawan namun pemberontak. Para fans mungkin ingin lebih banyak karakter yang mereka sukai di dota untuk muncul di versi anime ini di season yang akan datang.

Musim pertama Dota: Dragon’s Blood semakin membuktikan bahwa Netflix telah mendapatkan pemahaman yang kuat tentang media anime, dan juga membuktikan bahwa dengan hati-hati, adaptasi video game tidak harus terbatas pada layar lebar. Dengan konsep Book One (buku satu) maka seri ini sudah selayaknya menjadi tontonan favorit jika anda suka dengan seri animasi buatan Studio Mir Lainnya.

Beberapa pengisi suara seri anime amerika di isi dengan dubber indonesia seperti

  • Johanes Marsky Sebagai Davion
  • Nurul Ulfah Sebagai Mirana
  • Muhammad Nur (bonar) Sebagai Captain Frühling
  • Fitra Hartono Sebagai Oracle dan Terrorblade
  • Ery Putra Pradana Sebagai Gwanwyn
  • Cyinthia Ayu Meilani Sebagai Winsome Wench

Dan di bantu oleh beberapa suara tambahan lainnya seperti:

  • Agathon Hafi sebagai Barkeep (penjaga bar) Slyrak
  • Davheen Febrian Sebagai boy atau bocah laki laki
  • Biantoro Sebagai Beefy Vilager
  • Wahyu Gita Murti Sebagai Penduduk desa

Dan seri animasi ini di produksi oleh Studio SDI Media Indonesia, dilansir dari credit netflix.

Martini Tini

Martini Tini

Hanya orang yang masih betah sama yang dia buat dan suka

Artikel Terkait