Furry artist sekaligus Ilmuwan ini Mencoba Menyadarkan Bahaya Pesimisme COVID-19

Kamis, 10 Maret 2022, 15:50 - 3 Menit, 22 Detik Membaca

Furry artist sekaligus Ilmuwan ini Mencoba Menyadarkan Bahaya Pesimisme COVID-19

KUTUBUKUKARTUN – Chise adalah nama artist Furry yang sedang naik daun karena bekerja sebagai ilmuan virtual. Belakangan, Chise sangat prihatin dengan adanya para pesimistik yang berkicau di twitter tentang pesimisme COVID-19 yang dapat membunuh semangat hidupnya.

Awalnya Chise ingin sekali mengejar dua impiannya yaitu menjadi dokter dan menjadi bintang Disney. Apalagi ia tengah mengadakan pengembangan vaksinasi COVID-19 sembari meneliti ancaman-ancaman Virus tersebut.

“Saya selalu sangat tertarik dengan virus dan pindah ke pengembangan vaksin,” katanya melalui Zoom.

Saat ini, Chise tengah mengembangkan vaksin varian Moderna yang disuntikkan ke seluruh juta orang di seluruh dunia. Tapi, seekor hewan yang terlihat sangat sosiopatik dan wismilak, tampaknya membuat hidup Chise menjadi jebakan buat dirinya sendiri sebagai pecinta hewan khususnya kebut vaksinasi booster. enam tahun lalu, kolega laboratorium memperkenalkannya ke sebuah komunitas hewan dimana banyak menghadirkan penghabisan jutaan dollar dengan penyingsingan kemeja dan mengikuti konferensi sesama Furry.

“Sangat fantastis,” kenangnya. “Aku langsung jatuh ke dalamnya.” “Fursona”-nya adalah marten pinus berbulu putih dengan bintik-bintik cokelat di atas matanya dan di dadanya.

Di awal pandemi COVID-19 pada Maret 2020 lalu, Chise memandang betapa bingungnya para Furry menghadapi pandemi di Twitter dan mencoba untuk menghentikannya. ia mencoba menerjemahkannya dan berhasil. Kabar baik dan kabar gembira dalam peperangan COVID-19 menyebarluas sampai ke seluruh komunitas .

Pada 2021 lalu Eric Feigi Ding, yang sempat menggemparkan , berhasil dibantah oleh Chise perihal tentang varian COVID dari Afrika. Ia tengah meneliti nutrisi pandemi COVID-19. Sehingga, dengan cepat Eric meningkatkan audiensnya dari 2.000 pengikut menjadi lebih dari 500.000 dengan men-tweet beberapa penjelasan dibalik pesimistis yang berisi tangkapan layar yang ditandai dengan lingkaran merah untuk menyoroti apa yang dilihatnya sebagai data yang paling mengkhawatirkan pada bagan tersebut.

Kurang lebih 60 ribu orang mengikuti Chise di Twitter. Karena mereka menganggap Chise menyebarluaskan optimisme dari perjuangan melawan pandemi. Feigl-Ding telah sering salah tentang COVID, termasuk tweet yang mengklaim bahwa kentut dapat menyebarkan COVID yang dengan cepat dibantah.

Seorang fisikawan Jerman, Cornelius Roemer, membuat utas Twitter tentang Chise yang telah dihapus sejak saat itu, menyerang kredibilitas dan kemampuannya untuk berbicara dengan otoritas terkait COVID. Roemer adalah advokat untuk strategi 0-COVID, yang menyerukan lockdown sementara yang ketat dan tindakan penahanan yang menyertainya.

“Ketika Anda melihat utas itu, Anda harus duduk di sana dan menyadari bahwa tidak ada masalah dengan apa yang saya katakan — masalahnya ada pada saya dan bagaimana saya mengatakannya,” kata Chise.

Roemer sendiri telah dituduh meningkatkan kualifikasinya secara online untuk membuat pernyataannya lebih berwibawa.

Untuk Menjaga wibawa dan jati diri Chise, Chise berusaha untuk tetap berada di atas keributan, sebagian karena takut bisa menimbulkan troll lebih lanjut, dan juga untuk mencoba dan tetap fokus pada data terkait. “Utas dan informasi yang saya berikan dapat berdiri sendiri, tetapi saya tidak perlu menjatuhkan siapa pun untuk mengangkat diri atau menyampaikan maksud saya,” kata Chise. “Itu tidak terlihat sangat bagus. Dan di situlah kita sampai pada suatu masalah.” Dia mengatakan orang-orang telah mencoba untuk meretas akun media sosialnya dan melakukan doxx padanya.

Chise khawatir jika mereka berhasil mengungkap identitasnya, dia akan didiskreditkan di tempat kerja karena hobinya. “Pekerjaan saya tidak begitu menyadari partisipasi saya dalam fandom Furry,” katanya. “Itu adalah sesuatu yang saya tetap dekat dengan saya.”

Jika Pandemi berakhir, dia berencana untuk kembali ke apa yang dia kerjakan sebelum ini: influenza. Dan dia akan membawa optimisme tak terbatas yang sama dengan yang dia miliki tentang vaksin COVID. “Saya menantikan untuk meningkatkan vaksin influenza kami,” katanya, dengan suara penuh harapan. “Bisakah Anda bayangkan memiliki vaksin yang seefektif vaksin COVID ini?”

Dari pelajaran ini bisa membuktikan bahwa dalam “identitas” komunitas atau fandom furry bukan sekedar seniman atau artist menggambar dan mengenakan kostum saja, tapi sudah menjadi bagian dari pop culture yang berbaur di masyrakat di amerika untuk membela negaranya . Seperti halnya pahlawan super bukanlah sekedar blockbuster atau film yang kita tonton, tapi mereka juga bisa membawa nama super hero yang mereka suka untuk berbuat aksi kebaikan di jalanan seperti (Real-life superhero) menciptakan nama superhero mereka sendiri.

Jadi sudah siapkan anda para Furry Artist di Indonesia Melakukan Perubahan?

Ikuti Acara Webinar kedua Infurmative “Edukasi Komunitas Furry Indonesia” untuk mengikuti perkembangan, topik dan ketertarikan yang anda sukai sesama furry artist yang di pandu oleh Taylataur[Schonheit] dan Panda. Untuk info lebih lanjut kunjungi akun discord AwaAwa08_P#5490 dan Taylataur[Schonheit]#9290 juga masuk grup telegram Infurmative untuk info lebih lanjut.

Sumber: inputmag dengan berita yang kita rangkumkan.

Artikel Terkait